Wed. May 28th, 2025

Dari Ajang NextDI Campus STIKOM Bali : Blockchain adalah Keniscayaan

SEMANGAT eksplorasi teknologi digital semakin kuat terasa di kalangan mahasiswa Bali. Hal itu tergambar jelas dalam gelaran NextDI Campus yang berlangsung di Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali, Jumat (23/5/2025). Acara yang mengangkat tema “The Next Digital Innovation with Blockchain” ini menghadirkan tiga institusi kunci dalam pengembangan teknologi blockchain di Bali—Bali Blockchain Center, Mandala Blockchain Academy, dan Baliola, bekerja sama dengan Badan Kreatif (BKraf) Denpasar.

Acara dibuka oleh I Komang Triska Ananda Dilivianugraha Priantara, Direktur Eksekutif Bali Blockchain Center. Di hadapan puluhan mahasiswa, ia menceritakan perjalanannya menekuni berbagai bidang usaha yang menjanjikan secara finansial, sebelum akhirnya memilih untuk terjun ke dunia blockchain. “Saya melihat tren global, dan saya yakin cepat atau lambat bahwa dunia akan blockchain pada waktunya, sebagaimana kita dulu memasuki era internet. Ini bukan hanya tentang uang, ini tentang arah baru bagi peradaban digital,” ujarnya disambut tepuk tangan mahasiswa yang antusias.

Ananda juga memperkenalkan peran Bali Blockchain Center sebagai ruang kolaborasi, edukasi, dan pengembangan talenta muda dalam ekosistem Web3. Ia menekankan bahwa BBC bersama Mandala Blockchain Academy dan Baliola hadir untuk menjadi partner tumbuh bagi generasi muda Bali yang ingin membangun masa depan digital yang inklusif dan berdampak global.

Sesi berikutnya diisi oleh Adrian Keet, CEO Mandala Blockchain Academy. Ia mengajak para mahasiswa untuk tidak hanya mengenal blockchain dari sisi teknologi, tapi juga melihatnya sebagai pintu masuk menuju dunia baru ekonomi digital. “Blockchain bukan sekadar sistem data, tapi kerangka baru untuk membangun kepercayaan. Jangan tunggu jadi penonton. Anak muda Bali harus siap menjadi pemain utama dalam industri ini,” ucapnya. Adrian juga memaparkan program-program pelatihan intensif di akademinya, seperti bootcamp smart contract berbasis Solidity dan pelatihan ekosistem Polkadot, yang dirancang untuk menyiapkan talenta digital Indonesia menghadapi masa depan.

I Gede Putu Rahman Desyanta, CEO Baliola dan Founder Mandala Chain, turut memperkuat pemahaman peserta dengan menjelaskan dasar-dasar blockchain secara jernih dan aplikatif. Ia mengajak mahasiswa untuk tidak sekadar memahami konsep, tapi juga menyadari dampak besar teknologi ini terhadap sistem sosial, ekonomi, dan tata kelola digital. “Kita bicara tentang pondasi baru bagi dunia yang lebih transparan dan efisien. Tapi harus diingat, teknologi tanpa nilai tidak akan bertahan,” tegasnya.

Diskusi berlangsung dinamis. Pertanyaan-pertanyaan kritis dari mahasiswa bermunculan, mulai dari bagaimana memulai karier di industri blockchain, sampai pada peluang menciptakan solusi lokal berbasis teknologi terdesentralisasi. Suasana ruang menjadi hidup—bukan hanya karena kedalaman materi yang disampaikan, tapi karena munculnya energi kolaboratif yang kuat antara generasi muda dan para praktisi industri.

Selain memperoleh pengetahuan mendalam tentang blockchain, Web3, dan arah teknologi digital global, para peserta juga mendapatkan e-sertifikat, akses ke jejaring profesional, serta peluang mengikuti program pengembangan dari ketiga institusi yang hadir. Banyak peserta mengaku baru kali ini mendapatkan pemahaman yang menyeluruh dan realistis tentang bagaimana mereka bisa masuk dan tumbuh dalam ekosistem ini.

“Diskusinya hidup, energinya luar biasa, dan saya yakin dari ruangan ini akan lahir langkah-langkah berarti untuk Bali dan dunia,” ungkap Triska saat menutup sesi diskusi.

NextDI Campus tak hanya ajang berbagi wawasan, tapi juga panggung awal bagi generasi muda untuk melangkah lebih jauh—membangun masa depan digital Indonesia yang berdaulat, kolaboratif, dan penuh peluang.[BEKRAF]

By Bekraf

Related Post