PAMERAN seni Bali Kandarupa 2024 hadir sebagai ‘oase’ di tengah meriahnya Pesta Kesenian Bali (PKB). Dengan menampilkan lukisan-lukisan karya seniman terpilih, pameran ini menjadi daya tarik tersendiri di antara berbagai pertunjukan seni dan stand kuliner yang ramai dikunjungi warga dari berbagai daerah di Bali.
Reda, seorang perempuan asal Jakarta yang telah beberapa tahun bermukim di Bali, menyatakan kekagumannya terhadap lukisan-lukisan yang dipamerkan di Gedung Kriya, Taman Budaya Provinsi Bali. “Lukisan-lukisan dengan corak tradisi Bali ini begitu indah, membuat pengunjung betah berlama-lama untuk mengapresiasi karya-karya tersebut, selain juga topeng dan patung yang turut dipamerkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, meski tidak terlibat langsung dalam dunia seni, ia bisa merasakan kejujuran para seniman dalam menggambarkan kondisi Bali saat ini. “Mereka memotret apa yang mereka rasakan tentang berbagai perubahan yang terjadi di Bali,” tambah Reda.
Menurut Reda, pameran ini memberikan kesempatan bagi pengunjung PKB untuk mengolah rasa. Dengan melihat keindahan lukisan, pengunjung dapat lebih menghargai karya seni para seniman. “Bagus juga jika pameran ini dijadikan semacam tur seni terutama bagi siswa dan mahasiswa, agar generasi muda bisa menghargai dan menyukai karya seni,” katanya.
PKB 2024 bertemakan ‘Jana Kerthi Paramaguna Wikrama’ atau Harkat Martabat Manusia Unggul. Sejalan dengan itu, pameran Bali Kandarupa 2024 mengambil tema ‘Charma Manu Candika’ (Sastra Rupa Karaman Artistika) yang memposisikan pelaku artistik/seniman (Manu) sebagai subjek utama dalam kreativitas.
Para kurator Bali Kandarupa 2024 terdiri dari Wayan “Kun” Adnyana, I Ketut Muka Pendet, dan Warih Wisatsana. Mereka sepakat menampilkan karya seni rupa Bali dari berbagai generasi, mulai dari lukisan wayang klasik Kamasan, karya generasi cemerlang Pita Maha, hingga berbagai capaian artistik lainnya yang berkembang di wilayah pedesaan Bali.
“Pameran ini juga merupakan persembahan kepada para maestro seni seperti AA Gede Raka Pudja, Dewa Nyoman Batuan, I Gusti Ketut Kobot, I Ketut Santosa, I Wayan Tangguh, Mangku Nyoman Kondra, Wayan Barwa, dan Wayan Pendet,” ungkap Warih Wisatsana, salah satu kurator.
Warih menambahkan, pameran Bali Kandarupa 2024 melibatkan 111 seniman yang dipilih melalui undangan terpilih dan open call atau undangan terbuka. “Seniman termuda adalah I Ketut Roni Sugiana dari Nagasepaha yang berusia 17 tahun, sedangkan seniman tertua adalah I Wayan Pendet dari Peliatan yang berusia 85 tahun dan menampilkan karya lukis dengan gaya Ubud,” jelasnya.
Karya-karya dalam Bali Kandarupa 2024 menunjukkan upaya penciptaan yang konsisten dan berkelanjutan dari para seniman yang menggeluti seni rupa klasik dan tradisional Bali. Pameran ini menjadi ajang penting untuk mengapresiasi dan melestarikan warisan budaya Bali melalui seni rupa.*** [BEKRAF/Angga Wijaya]