TRADISI ngelawar merupakan bagian penting dari budaya Bali yang diwariskan secara turun-temurun. Lebih dari sekadar kuliner, ngelawar memiliki makna mendalam tentang kebersamaan dan kesetaraan. Dalam setiap perayaan, seperti Galungan, masyarakat Bali berkumpul untuk bersama-sama memasak dan menyantap lawar, yang terbuat dari campuran sayuran, daging cincang, dan bumbu khas Bali. Filosofi ini mengajarkan bahwa dalam kebersamaan, setiap individu memiliki peran yang sama pentingnya dalam menjaga tradisi dan budaya. Atas dasar itu, dalam rangka perayaan HUT ke237 Kota Denpasar Pemkot Denpsar menyelenggarakan Festival Ngelawar 2025. Acara ini bergandengan dengan penyelenggaraan Denpasar Teknologi Informasi dan Komunikasi Festival (D’TIK Fest) 2025.
Kehadiran Gubernur Bali 2025-2030, Wayan Koster, pada Festival Ngelawar ini menjadikan acara tersebut semakin marak. Usai memimpin upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-237 Kota Denpasar di Lapangan Lumintang, Koster didampingi Wali Kota Denpasar Jaya Negara, Wakil Wali Kota Agus Wibawa, dan Sekda IB Alit Wiradana langsung mengunjungi berbagai stan kuliner yang menyajikan lawar khas Bali.
Dalam kunjungannya, Koster yang dikenal dekat dengan budaya lokal tampak menikmati lawar yang disajikan oleh Pasikian Yowana Denpasar. “Lawar ini luar biasa, mencerminkan kekayaan kuliner dan budaya Bali yang harus kita jaga,” ujarnya sambil mengacungkan jempol.
Tak kalah antusias, Wali Kota Denpasar Jaya Negara bahkan meminta tambahan lawar di salah satu stan, yang disambut dengan tawa para peserta festival. “Ini baru namanya lawar juara!” katanya dengan penuh semangat.
Selain menikmati kuliner tradisional, Koster juga mengunjungi job fair yang diadakan di Gedung Dharma Negara Alaya (DNA) dan kawasan Lumintang. Job fair ini menawarkan 5.999 lowongan kerja dari 30 perusahaan, memberikan peluang besar bagi warga Denpasar untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka.
Festival ini juga menjadi momentum penting bagi Koster yang baru saja dilantik sebagai Gubernur Bali oleh Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025. Dalam pidatonya, ia menegaskan komitmennya untuk membangun Bali berdasarkan Perda No. 4 Tahun 2023 dan UU No. 15 Tahun 2023.
“Kita membangun Bali dengan kekuatan utuh yaitu alam, manusia, dan budaya. Dengan pendekatan Sat Kerthi, kita pastikan pembangunan berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Festival Ngelawar 2025 bukan sekadar ajang kuliner, tetapi juga simbol kebersamaan dan pelestarian budaya Bali. Dengan partisipasi langsung dari Gubernur Koster dan Wali Kota Jaya Negara, semangat mendukung kuliner dan ekonomi lokal semakin bersinar, sekaligus memperkuat komitmen untuk melestarikan warisan leluhur bagi generasi mendatang.[BEKRAF/R]