Setiap tanggal 24 Oktober, Indonesia merayakan Hari Ekonomi Kreatif Nasional (Hekrafnas) sebagai momen untuk menyalakan semangat kolaborasi dan kebanggaan terhadap karya anak negeri. Peringatan yang ditetapkan sejak tahun 2023 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini kini dikenal luas sebagai “lebarannya pelaku kreatif” — hari di mana para seniman, desainer, pengrajin, inovator digital, hingga pengusaha muda saling bertemu, berbagi ide, dan menampilkan hasil cipta mereka kepada publik.
Tahun 2025 menjadi perayaan ketiga sejak penetapan resmi Hari Ekraf. Di berbagai kota, mulai dari Denpasar, Yogyakarta, Bandung, hingga Makassar, kegiatan sudah disiapkan untuk menyambut tanggal bersejarah ini. Pemerintah, komunitas, dan pelaku industri kreatif bergerak bersama menghadirkan pameran, pertunjukan, lokakarya, hingga festival lintas subsektor. Semangat yang dibawa tahun ini adalah memperkuat ekosistem kreatif nasional agar semakin inklusif, berdaya saing, dan mampu membuka peluang ekonomi yang berkelanjutan.
Kreativitas Bergerak
Di Yogyakarta, Jogja Ekraf Week 2025 akan menjadi salah satu pusat perayaan. Digelar di Sleman City Hall pada 24–26 Oktober, acara ini memadukan pameran karya seni, lomba mural dan fotografi, pertunjukan busana lokal, serta diskusi seputar peluang ekonomi kreatif bagi generasi muda. Sementara di Jakarta, Indonesia Comic Con & Indonesia Anime Con 2025 yang berlangsung pada 25–26 Oktober di JIExpo Kemayoran menegaskan posisi kuat subsektor budaya pop sebagai bagian penting dari ekraf nasional.
Di luar dua kota besar itu, berbagai komunitas kreatif di daerah juga menggelar kegiatan serupa. Di Denpasar, para kreator lokal tengah mempersiapkan festival musik akustik, pameran desain, serta kolaborasi antara seniman tradisional dan kreator digital. Semua bergerak dengan satu semangat: menjadikan karya bukan sekadar ekspresi, tetapi sumber nilai ekonomi dan kebanggaan budaya.
Sebagai sebuah acara tahuna, Hari Ekonomi Kreatif Nasional merupakan momentum refleksi dan penguatan jejaring. Di tengah tantangan pemerataan akses, keterbatasan dukungan, dan kebutuhan kolaborasi lintas sektor, perayaan ini mengingatkan bahwa kekuatan bangsa dapat tumbuh dari ide, imajinasi, dan keberanian untuk berkreasi.[]