Thu. Oct 16th, 2025

Bali Blockchain Summit 2025 Hadir dengan Pendekatan Baru

Setelah dua kali terselenggara sejak 2023, Bali Blockchain Summit (BBS) kini hadir kembali dengan wajah baru. Evaluasi dari dua edisi sebelumnya menunjukkan forum ini dinilai terlalu fokus pada aspek teknologi dan menggunakan bahasa teknis yang sulit dipahami publik luas. Belajar dari pengalaman itu, BBS 2025 yang berlangsung pada 30–31 Oktober 2025 di Gedung Dharma Negara Alaya (DNA) Denpasar menempuh pendekatan berbeda: menyasar generasi muda, terutama pelajar SMA dan SMK, dengan memperkenalkan use case blockchain lewat bahasa sehari-hari dan aktivitas kreatif. Demikian disampaikan oleh I Gede Putu Rahman Desyanta, , CEO PT Baliola Adi Maha Duta yang mengetuai pelaksanaan BBS ini.

“Kami ingin bergerak mulai di akar rumput,” kata Gede Anta, dalam jumpa pers, Sabtu (27/9/2025). Menurutnya, anak muda adalah kunci masa depan karena mereka akan hidup di era ketika blockchain berpotensi lebih dominan dibanding teknologi digital yang populer saat ini.

Gede Anta yang juga sekjen Indonesia Blockchain Society  (IBS) dan pendiri Mandala Chain menegaskan, blockchain masih membutuhkan sosialisasi luas agar masyarakat tidak sekadar mengenal istilah, tetapi memahami kegunaannya di kehidupan nyata. “Karena itu kami berusaha menggunakan istilah yang lebih sederhana, populer, dan aplikatif agar mudah dipahami anak muda,” ujarnya.

Dari Teknologi ke Kehidupan Sehari-hari
Pendekatan baru ini bukan tanpa alasan. Direktur Eksekutif Bali Blockchain Center (BBC), I Komang Triska Ananda Dilivianugraha Priantara, menyebutkan bahwa keunggulan blockchain terletak pada privasi data yang dipersonalisasi dan sistem keamanan yang lebih kuat. Hal ini menjadi jawaban atas tantangan era digital, ketika aset maupun identitas seseorang rentan disalahgunakan pihak lain.

Dengan menghadirkan contoh implementasi blockchain, peserta diharapkan bisa melihat teknologi ini bukan sekadar istilah abstrak, melainkan solusi nyata di berbagai sektor—dari kesehatan, pendidikan, hingga pengelolaan identitas digital.

Mengusung tema “Blockchain for Protection and Sustainability: Building Digital Trust for a Sustainable Future”, BBS 2025 mengajak publik untuk melihat blockchain lebih luas daripada sekadar instrumen finansial. Teknologi ini diposisikan sebagai fondasi penting bagi masa depan digital yang aman, transparan, dan berkelanjutan.

Sejak pertama kali digelar pada 2023, Bali Blockchain Summit telah tumbuh menjadi ruang tahunan bagi komunitas global yang percaya blockchain dapat membawa dampak nyata bagi masyarakat.

3.000 Peserta dan Agenda Variatif
Tahun ini, lebih dari 3.000 peserta dari berbagai kalangan diperkirakan hadir, termasuk pemerintah, pelaku industri, akademisi, komunitas teknologi, hingga media massa. Mereka akan mengikuti beragam agenda, mulai dari konferensi, diskusi panel, pameran teknologi, hingga sesi networking yang mempertemukan pengambil kebijakan dan pemimpin industri.

Untuk menjangkau publik yang lebih luas, BBS 2025 juga menyiapkan aktivitas kreatif seperti kompetisi trivia, quiz cerdas cermat, hingga turnamen e-sport. Dengan cara ini, blockchain dikenalkan tidak hanya melalui forum diskusi serius, tetapi juga lewat medium yang akrab dengan generasi muda.

BBS 2025 tidak hanya sekadar perhelatan teknologi, melainkan juga gerakan kolektif untuk membangun ekosistem digital yang lebih aman, terbuka, dan berkelanjutan. Partisipasi lintas kalangan menjadi bentuk komitmen bersama dalam membangun kepercayaan digital di Indonesia.

“Summit ini tidak hanya berbicara tentang teknologi, tetapi juga tentang masa depan bersama yang inklusif dan berpihak pada keberlanjutan,” tegas Rahman.

Dengan dukungan Pemerintah Kota Denpasar, Badan Kreatif Denpasar (BKraf), serta para pemangku kepentingan blockchain di Indonesia, BBS 2025 diharapkan memperkuat posisi Bali sebagai pusat diskursus teknologi digital dunia. Denpasar kembali menjadi titik temu gagasan, tempat di mana blockchain dipandang bukan sekadar tren, tetapi fondasi masa depan digital Indonesia. [ABE]

By Bekraf

Related Post