SETELAH melalui proses kurasi yang ketat, Kementerian Kebudayaan bersama Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI) dan Asosiasi Game Indonesia (AGI) resmi mengumumkan deretan karya terbaik yang lolos ke tahap berikutnya dalam Program Pengembangan IP Digital Berbasis Budaya Indonesia 2025 (IP-NESIA 2025).
Program ini bertujuan mengangkat dan mengembangkan intellectual property (IP) digital yang berakar pada budaya lokal agar memiliki daya saing dan nilai ekonomi berkelanjutan. Dari ratusan pendaftar di seluruh Indonesia, kini terpilih sejumlah karya unggulan dari dua kategori utama — Animasi dan Game — yang akan melangkah ke tahap presentasi konsep dan rencana bisnis di hadapan dewan juri.
Melalui tahap ini, para kreator akan memaparkan ide cerita, muatan budaya yang diangkat, strategi pengembangan IP, serta potensi komersial dari karya mereka. Selain itu, peserta juga akan mendapatkan pembekalan dari para ahli bisnis dan kreatif, akses jejaring industri, serta dukungan pendanaan awal bagi IP yang dinilai potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
“IP-NESIA menjadi langkah penting dalam membangun ekosistem IP kebudayaan Indonesia. Kami ingin memastikan karya yang lahir tidak hanya mengandung nilai budaya, tetapi juga siap bersaing di pasar global,” ujar perwakilan panitia dalam keterangan resminya.
Kategori Animasi
Berikut karya-karya animasi yang berhasil lolos ke tahap presentasi konsep:
- Pak Paling (Lanting Animation, Jakarta)
- Komang and The Legendary Spirit (Infinite Studios, Batam)
- Made and The Lost Spirit (LYS Animation Studio, Denpasar)
- Fly! (ArtCodeStory, Denpasar)
- Ini Juga Bali (Heirloomotion, Denpasar)
- Legenda Panji (Provailiant Studios, Jakarta)
- Budi Ani si Badak Kecil (Piapi Animation, Padang)
- Ancestral Tapestry (Caravan Studio, Jakarta)
- Pandusaurus (Ayena Studio, Cimahi)
- Anak-anak Krakatau (Pandeglang)
- I’m Best Muslim (Darul Arqom, Jakarta)
- Ikan Mas Tur Dedari (Puy Production, Yogyakarta)
- Mitani (Bonbin Studio, Bandung)
- Go Lilmo (INF Creative, Depok)
- Si Dep Cayah (Devata Studio, Padang)
Kategori Game
Sementara itu, kategori game menampilkan karya-karya kreatif dengan inspirasi kuat dari budaya Nusantara:
- Niskaland – Bali Odyssey (IOTA Studio, Jakarta)
- Dungeon Hotpot (Renata Games, Tangerang Selatan)
- Baro (Satriver Studio, Malang)
- Trilogy of Archipelago (Hompimpa Book & Games, Surakarta)
- Mollucas: The Alliance of Kolano and Rey (Sengkala Dev, Kota Tangerang)
- Bag of Seed (Sankalpa Games, Jakarta)
- Need for Sear (Dead Leg Production, Jakarta)
- Karapan Turbo Champions (Sick’s Cycle Studio, Palembang)
- Road of Spice: Nusantara Spice Voyage (Lets Pla, Malang)
- Asbak (Viftf Floor, Jakarta)
- Clay by Day (Ginvo Studio, Bogor)
- Mystic Market Tycoon (LadaHitam Creation, Depok)
- Pacu Jalur (Dang Dang, Bandung)
- Omah Batik (Nilawarsa Studio, Pasuruan)
- Kefi (Kefiworks, Yogyakarta)
Para peserta yang lolos kini bersiap untuk melangkah ke tahap presentasi konsep, di mana dewan juri akan menilai kekuatan ide, potensi pasar, dan orisinalitas budaya dalam setiap karya. Karya-karya ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya inspirasi budaya Indonesia. Inilah generasi baru kreator yang akan membawa identitas lokal ke kancah global. []