Mon. Jun 16th, 2025

87 Anak Tampil Percaya Diri dengan Kostum Daur Ulang di Bali Kreatif Festival 2025

SUASANA meriah dan penuh semangat menyelimuti Lapangan Puputan Badung, Denpasar, saat puluhan anak-anak dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) tampil dalam gelaran Bali Kreatif Festival 2025. Sebanyak 87 peserta memeriahkan ajang fashion show dengan mengenakan kostum unik hasil kreasi dari bahan daur ulang.

Berbagai bentuk dan warna kostum tampak mencolok di atas panggung. Meskipun sebagian anak terlihat sedikit gugup saat berjalan di atas catwalk, senyum ceria tidak pernah lepas dari wajah mereka. Dengan penuh percaya diri, mereka menyesuaikan gerakan tubuh agar selaras dengan bentuk kostum yang dikenakan.

Salah satu peserta yang menarik perhatian penonton adalah Pande Putu Agratama (9), siswa kelas IV SD Negeri 11 Padangsambian. Ia mengenakan kostum bertema Garuda yang terbuat dari kardus, tutup botol, bulu angsa, dan kertas berwarna emas.

“Rasanya senang dan gugup. Tapi tetap senang banget karena bisa pakai kostum ini dan bangga juga. Kesulitannya mungkin karena sedikit berat saja,” ujar Agra sebagaimana dikutip detikBali.

Agra tidak tampil sendiri. Ia didampingi oleh ibunya, Ni Kadek Anggayani, yang turut membantu menyiapkan kostum sejak awal. Menurut Anggayani, ide kostum ini terinspirasi dari konten seorang kreator di TikTok, dan proses pembuatannya memakan waktu sekitar dua minggu.

“Semua bahan yang kami pakai adalah bahan daur ulang. Kardusnya kami minta, tutup botol dari rumah, dan kami hanya membeli kertas emas serta lem. Lewat kegiatan ini, saya ingin anak-anak belajar memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang kreatif,” jelasnya.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, Tri Arya Dhyana Kubontubuh. Ia menyebut, kegiatan ini sejalan dengan semangat Gerakan Bali Bersih Sampah yang tengah digencarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali.

“Kegiatan ini menjadi sarana edukasi yang sangat baik. Kita perlu mengenalkan pengelolaan sampah sejak dini kepada anak-anak, agar mereka tidak hanya sekadar membuang sampah, tetapi juga tahu bagaimana memanfaatkannya kembali,” ujar Tri.

Ia juga mendorong agar kurikulum pendidikan mulai memasukkan edukasi tentang daur ulang, tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, tetapi juga membuka peluang kreativitas dan inovasi sejak usia dini.

Lebih lanjut, Tri menyampaikan bahwa tren penggunaan bahan bekas kini juga berkembang di kalangan pelaku UMKM, seperti tas ramah lingkungan, kerajinan tangan, dan busana berbasis teknik ecoprint—yakni mencetak motif alami menggunakan dedaunan yang telah gugur.

“Daun-daun yang dulunya hanya dianggap sebagai sampah, kini bisa menjadi produk bernilai ekonomis. Inilah bentuk inovasi yang patut kita dukung dan kembangkan,” pungkasnya.

Melalui kegiatan seperti ini, Bali Kreatif Festival 2025 tidak hanya menjadi panggung ekspresi bagi anak-anak, tetapi juga momentum penting dalam membangun kesadaran akan lingkungan yang berkelanjutan sejak usia dini. [BEKRAF/Rls]

By Bekraf

Related Post