Mon. Nov 17th, 2025

Gede Anta Raih Asia Pacific Sustainability CEO Award 2025

Indonesia kembali mencuri perhatian dunia internasional melalui kiprah seorang tokoh teknologi asal Bali: I Gede Putu Rahman Desyanta, CEO Baliola. Dalam gelaran Asia Pacific Sustainability Conference & Awards 2025 (APSCA) di Royal Tulip Jimbaran (28/10/2025), Anta –begitu ia akrab disapa— tidak hanya tampil sebagai pemimpin pemikiran (thought leader) di panggung internasional, tetapi juga pulang membawa penghargaan prestisius Asia Pacific Sustainability CEO Award, sebuah pengakuan atas kontribusinya dalam mendorong transformasi keberlanjutan berbasis teknologi.

Dengan materi berjudul “Harnessing Data and Technology to Revolutionize the Biodynamic Industry”, Anta menghadirkan perspektif baru tentang bagaimana ekosistem biodinamik dapat ditingkatkan melalui integrasi blockchain, data intelligence, dan tata kelola digital. Presentasinya memosisikan Indonesia—khususnya Bali—sebagai pusat inovasi teknologi keberlanjutan di kawasan Asia Pasifik.

Anta menjadi representasi penting Indonesia karena berhasil menghubungkan dua agenda besar kawasan ini: transformasi digital dan keberlanjutan lingkungan. Gagasannya menekankan bahwa teknologi bukan sekadar alat, melainkan fondasi bagi transparansi, akuntabilitas, serta kesejahteraan rakyat di sektor pangan, energi, dan ekonomi kreatif.

Kehadiran Anta sebagai panelis bersama tokoh-tokoh strategis, termasuk Dr. Daniel CF Ng, Ts. Dr. Norsaidatul Akmar Mazelan, dan Putu Swesty Prahayani, mempertegas posisinya sebagai salah satu pemimpin digital sustainability paling menonjol di Asia Pasifik.

Dalam panel tersebut, Rahman menunjukkan bagaimana model pemberdayaan digital yang diterapkan Baliola dapat direplikasi sebagai model keberlanjutan yang inklusif di berbagai negara berkembang.

Penghargaan untuk Kepemimpinan Visioner
Puncak penghargaan konferensi tahun ini jatuh kepada Anta melalui Sustainability Champion Awards. Penghargaan tersebut diberikan kepada pemimpin yang Menunjukkan inovasi konkret dalam mengembangkan sistem keberlanjutan digital, mampu menggerakkan ekosistem melalui kolaborasi lintas negara dan lintas sektor, berpengaruh dalam mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam strategi perusahaan dan industri, serta mampu menciptakan dampak sosial dan lingkungan nyata melalui teknologi.

Melalui penghargaan ini, Anta tidak hanya mengharumkan nama Baliola, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat inovasi keberlanjutan di Asia Pasifik.

Baliola, yang berada di bawah kepemimpinan Anta, dikenal sebagai pelopor ekosistem blockchain publik di Indonesia. Melalui platform dan kolaborasi yang dibangun, Baliola menegaskan bahwa keberlanjutan harus berjalan seiring dengan teknologi dan ekonomi rakyat.

Di APSCA, perusahaan ini tampil sebagai mitra strategis bersama SustNET Malaysia, Asech, ET Edge, dan The Times Group—menunjukkan bahwa Indonesia kini menjadi pemain penting dalam percakapan global mengenai circular economy, biodynamic movement, hingga agentic AI.

Tokoh Global
Selain Anta, APSCA 2025 menghadirkan berbagai tokoh internasional seperti : Ir. Ts. Shamsul Bahar Mohd Nor (MGTC), YBhg. Haji Mohamad Zahri Haji Samingon (MBPJ), Prof. Dr. Hammam Riza (KORIKA), Dr. Ida Bagus Kesnawa (Biodynamic Association of Indonesia), dan beberapa pemimpin dari sektor energi, pangan, ekologi, hingga tata kelola teknologi.

Kehadiran tokoh lintas negara dan lintas sektor ini memperkuat pesan bahwa keberlanjutan hanya dapat diwujudkan melalui integrasi multidisipliner.

Sejatinya, APSCA 2025 menjadi salah satu pre-event resmi menuju Bali Blockchain Summit 2025, sebuah agenda besar yang menjadikan Bali sebagai epicenter inovasi blockchain, keberlanjutan, dan ekonomi digital.

Di sinilah peran Anta dan Baliola semakin krusial yakni mengarahkan Bali dan Indonesia menjadi rujukan dunia untuk transformasi digital yang beretika, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.[]

By Bekraf

Related Post