Mon. Jul 28th, 2025

Baliola Tunjukkan Komitmen terhadap Cyber Awareness di Kalimantan Barat

KESADARAN akan pentingnya keamanan digital di era transformasi teknologi kian mendapat perhatian serius, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mulai mengadopsi sistem pemasaran dan distribusi berbasis daring. Hal ini tercermin dalam keikutsertaan Baliola, perusahaan teknologi blockchain asal Bali, dalam Pelatihan Kewirausahaan Manajemen Digital Marketing Bidang Olahan Perkebunan bagi Pengusaha UMKM se-Kalimantan Barat, yang digelar pada 21–25 Juli 2025.

Dalam acara tersebut, Fransiskus Paranso, Chief Product Officer (CPO) Baliola, hadir sebagai salah satu pembicara utama. Ia menyampaikan materi yang menggabungkan pengenalan terhadap ekosistem digital Baliola dan pentingnya cyber awareness bagi pelaku UMKM yang kini semakin terhubung dengan dunia digital.

Sebagai sebuah usaha, Baliola dikenal sebagai pionir dalam pengembangan solusi teknologi blockchain untuk perlindungan hak cipta, keanggotaan digital, dan sistem verifikasi kreatif. Perusahaan ini telah berkembang dari marketplace NFT menjadi penyedia infrastruktur blockchain bernama Mandala Chain, yang digunakan oleh institusi pemerintahan dan enterprise di berbagai sektor.

Sebagai bagian dari visinya, Baliola menjadikan cyber awareness atau kesadaran keamanan siber sebagai prioritas. Mereka percaya bahwa adopsi teknologi tanpa pemahaman akan risiko dan mekanisme perlindungan digital hanya akan membuka celah kerentanan.

Cyber Awareness bagi UMKM
Dalam presentasinya, Fransiskus menekankan bahwa UMKM tidak hanya perlu menguasai pemasaran digital, tetapi juga harus memahami bagaimana melindungi data pelanggan, transaksi daring, dan kredensial akses. Ia menyampaikan bahwa kejahatan siber seperti phising, serangan ransomware, atau kebocoran data pribadi, semakin marak dan dapat menghancurkan bisnis kecil dalam waktu singkat.

“Teknologi bukan hanya soal mempercepat penjualan, tapi juga tentang melindungi apa yang sudah dibangun. Itulah mengapa cyber awareness harus menjadi budaya sejak dini di level UMKM,” ujar Fransiskus.

Ia juga memperkenalkan fitur-fitur dari Mandala Chain yang dikembangkan oleh Baliola, seperti sistem audit berbasis blockchain, identitas digital yang terenkripsi, serta smart contract untuk transaksi otomatis yang aman dan transparan.

Pilar Transformasi Digital Baliola
Selain memproduksi teknologi, Baliola juga aktif menyelenggarakan pelatihan dan edukasi untuk membangun budaya keamanan digital. Program seperti Government Blockchain Bootcamp dan Enterprise Blockchain Training telah digelar untuk kementerian, BUMN, dan pelaku bisnis di berbagai daerah.

Dalam konteks UMKM Kalimantan Barat, Baliola berkomitmen mendorong integrasi teknologi blockchain dalam: (1) Pencatatan transaksi distribusi hasil perkebunan; (2) Sertifikasi produk lokal melalui NFT of Everything (NOE); (3) Membership digital berbasis blockchain; dan (4) Proteksi data pelanggan dan supplier dari ancaman siber.

Kegiatan di Kalimantan Barat menjadi momentum penting bagi Baliola untuk memperluas dampak sosialnya melalui pendekatan yang inklusif dan edukatif. Kolaborasi antara teknologi dan pelatihan menjadi strategi utama Baliola untuk membangun ekosistem ekonomi digital yang tangguh dan berdaya saing.

Dengan menghadirkan narasumber yang kompeten seperti Fransiskus Paranso, serta materi yang relevan dan praktis, pelatihan ini tidak hanya menambah pengetahuan para pengusaha, tetapi juga membekali mereka dengan alat dan kesadaran untuk menghadapi tantangan era digital secara lebih bijak.

Tentang Baliola
Baliola adalah perusahaan teknologi asal Bali yang berfokus pada pengembangan sistem blockchain untuk proteksi hak kekayaan intelektual, keanggotaan digital, dan smart city. Produk andalannya, Mandala Chain, telah diimplementasikan di berbagai sektor sebagai solusi aman, transparan, dan efisien berbasis blockchain.[BEKRAF/Rls]

By Bekraf

Related Post