Fri. Jul 18th, 2025

Tawa dan Imajinasi dalam “Architecture for Kids 2025” di Danes Art Veranda

SUASANA riuh penuh tawa dan semangat terlihat jelas di Danes Art Veranda pada Sabtu pagi, 5 Juli 2025. Di antara deretan meja kerja mini dan bahan-bahan daur ulang yang tertata rapi, puluhan anak usia 5–12 tahun tampak begitu antusias merancang ulang kota impian mereka. Dengan tangan-tangan mungil yang tak kenal lelah, mereka memotong, menempel, menyusun, dan berdiskusi layaknya arsitek sungguhan. Beberapa tampak serius menyusun bangunan dari karton bekas, sementara yang lain dengan ceria mengobrol soal jembatan impian atau taman kota favorit mereka. Semua aktivitas berlangsung dalam suasana riang yang mencerminkan kreativitas yang tumbuh subur dan semangat kolaborasi yang mengalir bebas.

Inilah atmosfer yang dihadirkan Architecture for Kids 2025, sebuah program tahunan garapan Popo Danes Architect, yang kembali digelar tahun ini dengan tema “Architects Who Save The Town” dan tajuk kegiatan “Rebuild Our Town Workshop – Together We Build, Together We Save!”. Acara ini tidak sekadar menjadi wadah bermain kreatif di masa liburan, tetapi juga ruang edukatif yang menyenangkan bagi anak-anak untuk mengenal dunia arsitektur dan nilai-nilai keberlanjutan.

Program yang dimulai sejak tahun 2022 ini konsisten menghadirkan pengalaman menyenangkan bagi anak-anak melalui pendekatan hands-on learning yang dikemas dalam bentuk workshop interaktif dan gamifikasi. Dalam edisi tahun ini, para peserta mendapat peran sebagai “Arsitek Penyelamat Kota” dan dihadapkan pada serangkaian tantangan edukatif seperti “Crack and Sort” untuk memilah sampah, serta “Build Our Town” yang menantang mereka membangun kembali kota ideal dari bahan-bahan bekas yang ramah lingkungan.

“Melalui workshop ini, kami ingin anak-anak tidak hanya mengenal dunia desain, tetapi juga memahami peran arsitektur dalam kehidupan sehari-hari dan pentingnya menjaga lingkungan,” ujar Popo Danes, arsitek asal Bali yang memprakarsai kegiatan ini. Ia menekankan bahwa dunia arsitektur seharusnya dikenalkan sejak dini dalam suasana yang menggembirakan dan penuh imajinasi.

Workshop ini juga menggandeng para arsitek muda serta tim dari Popo Danes Architect dan Melati Danes Interior sebagai fasilitator. Mereka dengan penuh semangat membaur bersama anak-anak, membimbing, sekaligus memberikan inspirasi langsung mengenai praktik arsitektur yang kreatif dan berkesadaran lingkungan.

Lebih dari sekadar kegiatan edukatif, Architecture for Kids juga hadir sebagai respon terhadap kondisi anak-anak masa kini yang semakin terpapar ketergantungan pada gawai serta tekanan akademik yang tinggi. “Kami ingin menciptakan ruang yang tidak hanya edukatif, tapi juga menyenangkan, khususnya bagi anak-anak yang tidak punya banyak akses ke kegiatan kreatif selama liburan,” tambah Popo Danes.

Antusiasme para peserta menjadi bukti nyata bahwa pembelajaran bisa dilakukan secara menyenangkan dan penuh makna. Dengan membangun kota dari imajinasi mereka sendiri, anak-anak juga sedang membangun kepercayaan diri, keterampilan sosial, dan kesadaran akan peran mereka dalam menjaga dunia.

Popo Danes menutup acara dengan harapan, “Suatu hari nanti, anak-anak ini akan tumbuh dengan gagasan-gagasan besar. Benih imajinasi yang kita tanam hari ini, mungkin kelak akan tumbuh menjadi karya arsitektur yang memberi dampak nyata bagi dunia.”

Melalui Architecture for Kids 2025, semangat berbagi pengetahuan, cinta lingkungan, dan penghargaan terhadap profesi arsitek disemai sejak dini—dengan cara yang paling menyenangkan: bermain, berkreasi, dan bermimpi bersama. []

By Bekraf

Related Post