Sat. Jun 14th, 2025

Menteri Riefky Puji Bali sebagai Teladan Pembangunan Ekonomi Kreatif

Menteri Ekonomi Kreatif RI, Teuku Riefky Harsya, saat bertemu Gubernur Bali, I Wayan Koster, di Gedung Jayasabha, Denpasar, Jumat (13/6/2025). Foto: Dok. Bali Global News

MENTERI Ekonomi Kreatif RI Teuku Riefky Harsya menyebut Bali sebagai teladan keberhasilan pembangunan ekonomi kreatif nasional. Dalam kunjungannya ke Jayasabha, Denpasar, Jumat (13/6), Riefky menegaskan bahwa Bali merupakan contoh nyata keberhasilan Undang-Undang Ekonomi Kreatif yang telah ia inisiasi sejak masa tugasnya di Komisi X DPR RI.

“Bali adalah success story dari UU Ekraf. Hampir semua dari 17 subsektor yang kita tetapkan tumbuh dan berkembang di sini — mulai dari fashion, kuliner, seni pertunjukan, hingga konten digital dan AI,” ujarnya saat bertemu Gubernur Bali, Wayan Koster.

Pertemuan yang berlangsung santai namun substantif itu membahas arah pembangunan ekonomi kreatif nasional, dengan Bali sebagai model pengembangan berbasis budaya lokal, kekuatan SDM, dan prinsip keberlanjutan. Riefky juga menyampaikan bahwa Kemenparekraf saat ini tengah mendorong pembentukan Dinas Ekonomi Kreatif tersendiri di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

“Selama ini, ekonomi kreatif hanya jadi subbidang di dinas pariwisata. Output-nya cuma dokumen. Padahal, seharusnya output-nya adalah pelaku, pengusaha muda, dan karya nyata. Maka kita ingin percepat pembentukan dinas yang mandiri dan konkret,” tegasnya.

Tak hanya dari sisi kelembagaan, Riefky juga menegaskan dukungan pemerintah pusat terhadap berbagai inisiatif ekraf di Bali, mulai dari kawasan ekonomi kreatif, pembiayaan, perlindungan karya lokal, hingga rencana penyelenggaraan turnamen game digital berskala nasional dan internasional di Bali.

“Kita harus melindungi potensi besar anak muda kita. Jangan sampai kreativitas mereka dibeli murah oleh investor asing,” tambahnya.

Ekraf Bali Dibangun dari Basis Lokal
Gubernur Bali, Wayan Koster, menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi kreatif Bali diarahkan berdasarkan realitas daerah yang tidak memiliki sumber daya tambang, tetapi kaya akan budaya dan kreativitas. Ia mencontohkan kesuksesan berbagai inisiatif komunitas dan festival anak muda seperti PICA Fest yang melahirkan banyak produk lokal seperti desain kaos, kriya, dan digital art.

“Kita tidak punya tambang. Tapi kita punya budaya yang hidup. Maka ekonomi kreatif harus dibangun dari basis lokal, dari kekuatan anak-anak muda Bali yang kreatif,” ujar Koster.

Gubernur juga menyoroti pelajaran besar dari pandemi COVID-19 yang menunjukkan betapa rapuhnya ketergantungan Bali terhadap sektor pariwisata yang menyumbang hingga 66 persen PDRB. Oleh sebab itu, sejak awal periode kepemimpinannya, ia menggagas Transformasi Ekonomi Bali berbasis enam sektor unggulan: pertanian, perikanan, industri manufaktur branding Bali, koperasi dan UMKM, ekonomi kreatif dan digital, serta pariwisata sebagai bonus, bukan tulang punggung.

“Kalau pariwisata terganggu, ekonomi Bali tetap harus bertahan. Inilah arah besar pembangunan Bali ke depan,” katanya.

Ia juga mengungkapkan rencana pembentukan Badan Ekonomi Kreatif dan Digital sebagai lembaga khusus untuk mewadahi pelaku ekraf dan digital yang sebagian besar adalah UMKM dan IKM.

“Kalau tidak dilindungi, UMKM akan kalah. Maka perlu ada regulasi yang berpihak dan lembaga yang kuat. Ekraf adalah ekonomi masa depan — ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tandasnya.

Bali Jadi Contoh Nasional
Dalam pertemuan yang sama, Sekretaris Kementerian Ekonomi Kreatif, Dessy Ruhati, menegaskan bahwa Bali saat ini menjadi provinsi terbaik dalam pelaksanaan ekonomi kreatif di Indonesia. Bahkan saat pandemi melanda, sektor ekraf justru menjadi penyelamat perekonomian Bali.

“Ketika semua daerah terpukul pandemi, subsektor ekraf di Bali justru hidup. Dampaknya makin besar saat dipadukan dengan digital. Bali jadi contoh ideal nasional,” ungkapnya.

Dessy juga menekankan pentingnya sinergi pusat-daerah dalam memperkuat literasi bisnis, kelembagaan, serta membuka akses terhadap pasar dan investasi.

Sebagai penutup, dilakukan penyerahan cenderamata antara Gubernur Bali dan Menteri Riefky. Gubernur menyerahkan kain endek Bali — simbol warisan budaya lokal — yang diproduksi oleh perajin binaan Dekranasda Bali dan telah digunakan oleh merek-merek internasional seperti Christian Dior. [BEKRAF/Rls]

By Bekraf

Related Post