Sat. Jun 14th, 2025

Wamen Ekraf dan Menteri Kebudayaan Apresiasi Film “Gowok: Kamasutra Jawa” Karya Hanung Bramantyo

WAKIL Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan apresiasi mendalam terhadap film Gowok: Kamasutra Jawa, karya terbaru sutradara Hanung Bramantyo, yang mengangkat tradisi kuno Jawa dengan pendekatan naratif yang berani dan penuh makna.

Apresiasi tersebut disampaikan keduanya saat menghadiri acara pemutaran khusus (special screening) film Gowok di Plaza Senayan, Jakarta, Senin (2/6). Film ini dijadwalkan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 5 Juni 2025, setelah sebelumnya berkompetisi dalam ajang bergengsi International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025.

“Gowok berhasil mengangkat warisan budaya lokal yang nyaris terlupakan. Film ini dikemas dalam narasi yang kuat dan emosional, membuka ruang diskusi mengenai nilai-nilai tradisi, relasi sosial, serta pemahaman akan identitas budaya,” ungkap Irene Umar dalam siaran pers Kemenparekraf, Rabu (4/6/2025).

Hal senada disampaikan Fadli Zon yang menilai film ini sebagai representasi keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia. “Film ini luar biasa, menunjukkan keragaman dan kekayaan storytelling kita. Ceritanya sangat menarik karena mengangkat sebuah tradisi yang mungkin kini telah punah,” ujar Fadli.

Ia menambahkan bahwa tradisi gowok merupakan bagian dari akulturasi budaya yang membentuk identitas khas Nusantara. Menurut Fadli, penggambaran kehidupan gowok — perempuan yang dahulu berperan sebagai pengajar ilmu rumah tangga kepada calon pengantin pria dari kalangan bangsawan — adalah pengingat akan peran sosial dan spiritual yang kerap dilupakan. “Film ini memiliki nilai budaya yang dalam, namun perlu disesuaikan dengan klasifikasi usia penonton,” imbuhnya.

Sebagai bagian dari subsektor strategis dalam ekonomi kreatif, Wamen Irene menegaskan bahwa film seperti Gowok dapat menjadi medium efektif untuk menyampaikan pesan sosial dan budaya kepada masyarakat luas. Ia berharap kehadiran film ini dapat menggugah kesadaran kolektif tentang pentingnya menghargai dan melestarikan warisan budaya.

“Lewat film, cerita-cerita budaya seperti ini bisa lebih mudah dijangkau dan dimengerti publik. Semoga ini menjadi awal dari lebih banyak karya yang mengangkat budaya kita sendiri,” ujarnya.

Kementerian Ekonomi Kreatif juga menilai bahwa pertumbuhan industri film nasional dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global sekaligus mendorong kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Dengan penayangan Gowok: Kamasutra Jawa, pemerintah berharap tercipta ekosistem film yang mampu mendongkrak potensi lokal, memperkuat jati diri bangsa, dan mendorong tumbuhnya industri film yang berkelanjutan berbasis kekayaan budaya daerah.[BEKRAF/Ant]

By Bekraf

Related Post