Sat. Jun 14th, 2025

Wamen Ekraf Dorong Perlindungan HaKI dan Penguatan Ekosistem Festival Lokal Lewat PICA FEST

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf), Irene Umar saat menerima panitia acara Paradise Island Clothing Association (PICA) FEST, di Gedung Film Pesona Indonesia, Jakarta, Rabu (14/05/2025). Foto: haloindonesia.co.id

WAKIL Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar menegaskan pentingnya membangun ekosistem ekonomi kreatif yang kuat dan berbasis perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam setiap penyelenggaraan festival daerah. Hal itu disampaikannya saat menerima audiensi panitia Paradise Island Clothing Association (PICA) FEST di Gedung Film Pesona Indonesia, Jakarta, Rabu (14/5/2025).

“Kementerian Ekonomi Kreatif ingin mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang dimulai dari daerah. Dengan kekuatan ekosistem dan kehadiran festival untuk UMKM lokal seperti PICA FEST, maka apa yang dilakukan sudah selaras untuk memajukan industri kreatif di Bali,” ujar Irene. Ia juga menekankan pentingnya pengurusan HaKI sebagai langkah strategis meningkatkan nilai merek dan menarik sponsor maupun pengunjung.

PICA FEST, yang akan digelar di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar pada 24–27 Juli 2025, merupakan ajang tahunan yang sejak 2014 menjadi wadah ekspresi pegiat industri fesyen dan komunitas kreatif di Bali. Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia PICA FEST 2025, I Gede Andika Paramartha, memaparkan peran signifikan festival ini dalam mendorong tumbuhnya jenama-jenama lokal di Pulau Dewata.

“PICA FEST merupakan festival clothing and music yang merangkul anak-anak muda, termasuk komunitas. Kami menggandeng beberapa komunitas seperti e-sports, running, pecinta lingkungan, hingga komunitas hewan reptil yang kami fasilitasi dalam bentuk mini zoo. Tahun lalu, pengunjung festival mencapai 20.000 orang per hari,” ungkap Andika.

Wamen Irene juga menyoroti pentingnya pendataan dan pemetaan potensi ekonomi kreatif dari festival-festival serupa di berbagai daerah. Ia mengusulkan adanya konsolidasi data yang meliputi demografi pengunjung dan karakteristik pelaku kreatif untuk memahami kontribusi nyata terhadap ekonomi nasional.

“Banyak festival yang bertebaran di berbagai daerah, tetapi kita tak punya data-data yang terintegrasi. Kita perlu memetakan pengelolaan bisnis dalam event atau festival termasuk tipikal demografis pengunjung atau pengisi acaranya,” jelasnya.

Wamen Irene berharap, ke depan PICA FEST dapat masuk dalam kalender event nasional dan didukung oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Ekraf dan brand-brand lokal, agar semakin memperkuat ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan.[BEKRAF]

By Bekraf

Related Post