PEMANFAATAN teknologi blockchain kini semakin meluas, termasuk dalam industri pertambangan yang tengah bertransformasi secara digital. Penggunaan blockchain menjadi penting untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan keberlanjutan operasional. Hal itu disampaikan oleh IGP Rahma Desyanta, CEO Baliola, saat menjadi pembicara di acara “The 3rd Sumatera Coal Outlook – Digitalization in Mining Indonesia 2024: From Pit to Port” di JW Marriott Hotel, Jakarta pada 7-8 Agustus 2024.
Anta, begitu ia kerap disapa, tampil di hari kedua bersama Cindy Nattaya, CEO dan Founder Dua Cipta Asia (DCA), sebuah perusahaan konsultan ESG di Indonesia. Mereka menjadi narasumber pada sesi “onboarding mining industry on blockchain”.
Dalam paparannya, Anta mengatakan bahwa teknologi blockchain sangat mungkin diintegrasikan ke dalam industri pertambangan. Menurutnya, teknologi ini memungkinkan pelacakan mineral dari ekstraksi hingga produk akhir, memastikan keaslian dan etika sumber mineral, serta mengurangi risiko penipuan melalui kontrak pintar.
“Jika dilakukan dengan benar, hal itu akan mendorong industri pertambangan menuju kemajuan yang sangat signifikan,” ujar Anta.
Blockchain, menurut Anta, menjamin transparansi dalam rantai pasokan dengan menyediakan sistem buku besar terdesentralisasi yang memungkinkan pelacakan mineral dari ekstraksi hingga produk akhir.
Anta juga menjelaskan bahwa kontrak pintar (smart contracts) secara otomatis mengelola dan menegakkan perjanjian, mengurangi risiko penipuan, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang ketat. Selain itu, blockchain meningkatkan keamanan siber dengan melindungi data sensitif dari akses yang tidak sah. Juga, membantu dalam pelacakan dan perdagangan kredit karbon untuk mencapai target keberlanjutan.
Pada kesempatan itu, selain menyampaikan bahwa pihaknya tengah menggalang kerjasama dengan DCA untuk mengeksplorasi penerapan blockchain dalam meningkatkan ketahanan digital dan operasional tambang, Anta juga mengumumkan bahwa dirinya tenngah mempersiapkan penyelenggaraan Bali Blockchain Summit pada 20 Agustus 2024 yang direncanakan juga dihadiri tokoh Kementerian Pertambangan dan Energi serta sejumlah pakar pertambangan untuk membahas lebih lanjut tentang onboarding industri pertambangan ke teknologi blockchain.*** [BEKRAF/Rls]