Wed. Jun 25th, 2025

Diskusi Teknologi Hijau untuk Atasi Tantangan Iklim di Bali TechDay 2024

Para pembicara dalam Diskusi Teknologi Hijau untuk Atasi Tantangan Iklim pada Bali TechDay 2024 di Gedung Balai Diklat Industri Denpasar, Bali, Selasa (16/7/2024) Foto: Maria Ekaristi

PERUBAHAN iklim merupakan tantangan global yang semakin mendesak untuk diatasi. Dampaknya yang luas terhadap lingkungan, ekonomi, dan kehidupan manusia menuntut solusi inovatif dan kolaboratif. Dalam rangka mencari solusi tersebut, Bali TechDay 2024 menampilkan sesi talkshow inspiratif bertema “Technology for Impact: Merancang Solusi untuk Tantangan Iklim”. Acara ini menghadirkan para ahli teknologi dan inovasi hijau untuk berbagi wawasan, pengalaman, dan pembelajaran tentang solusi teknologi yang berperan penting dalam mengatasi tantangan iklim.

Talkshow yang dipandu oleh Tiara Mahardika dari Harapura ini diselenggarakan di Gedung Balai Diklat Industri Denpasar, Bali, Selasa (16/7/2024), menghadirkan pembicara: Maria Agustin (Pratisara Bumi Foundation), tentang pendampingan pelaku ekonomi pedesaan di Indonesia Timur, Arvin Dwiarrahman (Kopernik) menyampaikan materi tentang teknologi hijau berkelanjutan, Ida Bagus Amunika berbicara mengenai program green tourism untuk mendukung hotel-hotel yang berkomitmen terhadap lingkungan, serta Daniel Schroeder (Head of Digital Transformation Center (DTC) Indonesia) dengan topik Twin Transition, Transformasi Digital, dan juga dukungan dari ekosistem.

Tampil sebagai pembicara kunci Taufiq Hidayat Putra, Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi, dan Informatika dari Kementerian PPN/Bappenas yang diwakili oleh Rizki Sammyho Putera, Perencana Ahli Madya Koordinator Bidang Infrastruktur TIK, Direktorat Ketenagalistrikan, Telekomunikasi, dan Informatika Kementerian PPN/Bappenas, dan Daniel Schroeder.

Pada kesempatan tersebut Rizki Sammyho Putera menyampaikan pentingnya isu lingkungan dan perubahan iklim dalam perencanaan pembangunan jangka panjang pemerintah. Ia menekankan bahwa penguasaan teknologi harus mendapat perhatian yang setara dalam upaya mencari solusi masalah iklim.

“Masalah iklim dan lingkungan harus mendapat solusi dari teknologi. Kolaborasi dan inspirasi dari 10 startup yang dipamerkan di acara ini diharapkan dapat menjadi contoh dan menumbuhkan ide-ide baru di daerah lain,” ujarnya.

Sementara Daniel Schroeder, menggarisbawahi mengenai kerjasama antara Jerman dan Indonesia dalam mengembangkan ekonomi hijau. Ia mengungkapkan harapannya agar kolaborasi ini terus meningkat, mengingat potensi besar Indonesia dengan hutan yang luas dan bentang alam yang memungkinkan ekonomi hijau berkembang.

“Kita hidup di satu planet dan harus membuat gerakan bersama untuk membuat planet ini nyaman ditinggali,” ujar Schroeder.

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Green Techmakers: Bali TechDay 2024, yang juga menampilkan sesi showcase startup teknologi hijau dan pameran produk serta layanan mereka. Dengan agenda yang dirancang untuk menginspirasi kolaborasi dan pertukaran ide, Bali TechDay 2024 berhasil menyediakan platform bagi para startup untuk mendapatkan eksposur dan berjejaring dengan ekosistem inovasi di Bali.

Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan GIZ melalui Program Global Digital Transformation Center (DTC) yang bertujuan mengembangkan proyek-proyek unggulan dalam skala global. Sebagai bagian dari perencanaan pembangunan jangka menengah Indonesia yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024, transformasi digital dan ekonomi hijau menjadi fokus penting.*** [BEKRAF / Maria Ekaristi]

By Bekraf

Related Post