ABHIJANA Agung Ramanda, seorang blockchain developer berbakat dari perususahaan rintisan (startup) di bidang blockchain Baliola Adi Maha Duta yang berbasis di Bali, berhasil menyelesaikan pendidikan prestisius di Polkadot Blockchain Academy (PBA) di Singapura. Wisuda kelulusan yang diselenggarakan pada Kamis, 20 Juni 2024, dihadiri oleh Gavin Wood, Co-Founder Ethereum Blockchain dan Founder Polkadot Network.
Prestasi tersebut diraih Abhijana setelah menjalani pendidikan intensif selama lima pekan di akademi bergengsi yang bekerja sama dengan National University of Singapore (NUS). Dengan wajah yang memancarkan kebanggaan, Abhijana mengatakan bahwa pencapaian ini merupakan anugerah yang bisa membuka jalan baginya untuk meniti karier di masa depan.
“Banyak pengetahuan baru dan berharga yang saya dapatkan (dalam Pendidikan in). Semoga dengan bekal ini saya bisa memberi kontribusi lebih besar bagi pengembangan blockchain di Indonesia, khususnya di Bali,” ujarnya sembari terus mengucap syukur.
Menyambut prestasi yang diraih Abhijana, CEO Baliola dan Founder Mandala Chain, Gede Rahman Desyanta, merasa sangat bangga. Menurut Gede Anta, yang juga alumni Polkadot Blockchain Academy di Hong Kong (2024), pendidikan tersebut merupakan ajang bergengsi bagi kalangan terpilih. “Kelulusan Abhijana adalah modal berharga bagi Baliola untuk memperkuat posisinya sebagai perusahaan terdepan dalam adopsi blockchain di Indonesia,” ujar Anta.
Tentang PBA
Polkadot Blockchain Academy (PBA) adalah akademi blockchain terkemuka yang diselenggarakan oleh Polkadot Network, salah satu jaringan blockchain terbesar di dunia. Program intensif selama lima minggu ini mencakup berbagai topik mendalam, mulai dari dasar-dasar blockchain hingga penerapannya di dunia nyata. Kurikulum PBA yang komprehensif meliputi kriptografi, state machine, game theory, ekonomi blockchain, dasar-dasar blockchain, Substrate, dan implementasinya.
PBA memiliki standar tinggi dengan tantangan yang ketat. Pada minggu ketiga, siswa yang tidak memenuhi nilai yang ditentukan akan tereliminasi. Untuk bergabung dengan PBA, calon siswa harus melalui proses seleksi dan wawancara yang ketat. Hanya kandidat terpilih yang akan mendapatkan beasiswa penuh untuk mengikuti program ini.
Prestasi Abhijana menunjukkan potensi besar Bali dalam mengembangkan talenta blockchain. Abhijana memperpanjang daftar putra Bali yang berhasil meraih kesempatan emas ini. Sebelumnya, Gede Anta dan Johannes Agung Zhaan Kusuma juga mengikuti Polkadot Blockchain Academy yang saat itu diselenggarakan di Hong Kong.
Melihat besarnya potensi blockchain di masa depan dan minimnya sumber daya manusia di Bali yang mampu merespons potensi tersebut, Gede Anta memandang perlu adanya upaya terus menerus dalam meningkatkan jumlah developer blockchain di Indonesia. “Kami akan mempersiapkan akademi yang bekerja sama dengan PBA untuk mencetak talenta lokal yang siap bersaing di industri blockchain global,” tegasnya.
Kata Anta, dengan semakin berkembangnya adopsi teknologi blockchain di Indonesia, kebutuhan akan tenaga ahli blockchain semakin mendesak. Melalui inisiatif seperti ini, Bali siap menjadi pusat inovasi blockchain yang berkontribusi pada kemajuan teknologi dan ekonomi digital di Indonesia. *** [BEKRAF/Rls]