Fri. Sep 13th, 2024

Penulis Difabel Netra Terbitkan Buku “Alia Tahu Semua Dosa Laki-Laki”

By Bekraf May 30, 2024

BISA jadi ini yang pertama di Indonesia, bahkan di dunia. Seorang penyandang difabel netra meluncurkan buku kumpulan cerita pendek (cerpen). Dialah Ni Komang Yuni Lestari, penulis muda berbakat asal Bali, yang meluncurkan buku kumpulan cerita pendeknya bertajuk “Alia Tahu Semua Dosa Laki-Laki” pada Rabu Rabu (29/5/2024) malam di Yayasan Bali Bersama Bisa, Dalung, Kuta Utara, Badung.

Yuni, yang setahun lalu lulus SMA itu adalah seorang aktivis sosial di Yayasan Teratai, Denpasar. Ia menerbitkan buku kumpulan 19 cerita pendek yang digarapnya sejak 2018 hingga 2023. Peluncuran ini terlambat dua tahun dari rencana semula yang ia cita-citakanĀ  terbit di usianya ke 17. Karena beberapa sebab, akhirnya Yuni baru berhasil mewujudkan impiannya di usia 19 dengan menghadirkan cerita-cerita yang mengangkat berbagai topik yang menarik di seputar kehidupannya.

“Aku memproses buku ini dari 2018 sampai 2023. Walaupun sebetulnya aku punya ambisi untuk menerbitkan buku di umur 17, akhirnya aku menerbitkan buku ini di umur aku yang 19 tahun dengan 19 cerpen di dalamnya dengan berbagai topik seperti live of life, trailer, juga romance,” kata Yuni.

Selain itu, Yuni juga mengangkat tema-tema esensial dalam bukunya, seperti pertanyaan filosofis tentang kehidupan dan eksistensi manusia. “Hal-hal yang esensial seperti eksistensi kehidupan dan lain sebagainya. Terdapat juga ironi juga ada komedi beberapa,” tambahnya.

Tidak hanya membahas tema-tema berat, Yuni juga menyoroti isu kesehatan mental. Ia berpesan agar orang tidak terlalu larut dalam masalah yang dihadapi. “Bagi saya, ada saatnya kita mesti berhenti mengeluh tentang apa yang terjadi pada diri kita dan menerima kenyataan bahwa beginilah kehidupan, yang kita hidupi memang tak selalu menyenangkan. Akhirnya kita akan bisa menerima dunia dengan apa adanya,” ujarnya.

Terinspirasi oleh karya-karya Ayu Utami, Dewi Lestari, Eka Kurniawan, dan Ahmad Tohari, Yuni kini banyak menghabiskan waktu dengan menulis. Selain menulis, ia juga aktif sebagai atlet lari cepat (sprinter).

Buku cerpen Yuni mendapatkan respon positif dari pembaca dan penggemar sastra di Bali. Terbukti, 50 eksemplar pertama yang dicetak telah habis, dan permintaan terus bertambah. Buku ini diterbitkan oleh Pustaka Ekspresi di Tabanan, Bali. “Saya sebenarnya tidak mengkhususkan diri menulis cerpen dalam genre tertentu. Sebagian pembaca menilai cerpen-cerpen yang saya tulis ‘tidak biasa’ karena saya juga mengangkat tema seksualitas,” kata Yuni.

Karena konten yang dianggap berani, Yuni belum pernah mengirimkan cerpennya ke media cetak maupun daring. “Ada kemungkinan cerpen saya tidak dimuat karena dianggap terlalu berani dan berbeda dengan para penulis Bali lainnya. Setelah buku ini terbit saya akan terus berkarya dan memantapkan diri untuk menjadi penulis,” tutup Yuni Lestari.*** [BEKRAF/Angga Wijaya]

By Bekraf

Related Post