GRUP musik asal Bali, Navicula, telah membatalkan penampilan mereka di acara Water Vaganza, bagian dari rangkaian World Water Forum (WWF) ke-10. Pembatalan ini diumumkan oleh vokalis sekaligus gitaris Navicula, I Gede Robi Supriyanto, melalui video yang diunggah di akun Instagram @naviculamusic pada Rabu (22/5/2024) malam.
“Kami memutuskan untuk batal main di acara Water Vaganza sebagai rangkaian dari acara World Water Forum,” ujar Robi dalam video tersebut. Navicula seharusnya tampil pada Jumat, 28 Mei 2024. Keputusan ini diambil sebagai bentuk solidaritas terhadap para pemerhati, akademisi, dan aktivis yang mengalami intimidasi serta pembubaran diskusi People’s Water Forum (PWF).
Robi menegaskan bahwa tindakan ini murni sebagai bentuk solidaritas. Ia mengharapkan agar tidak ada lagi pembubaran acara-acara diskusi yang bersifat intelektual dan akademik. “Seharusnya (diskusi) ini dirangsang dan segala bentuk pembubaran atau pembungkaman terhadap demokrasi menurut kami, itu melanggar undang-undang,” tegasnya.
Lebih lanjut, Robi mengungkapkan bahwa kegiatan internasional yang membahas isu vital seperti air seharusnya lebih banyak melibatkan partisipasi publik dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini penting untuk menentukan masa depan pemanfaatan air di Bali, Indonesia, dan dunia.
“Semoga harapan kami semua bahwa Bali yang mendapat kesempatan untuk berbicara tentang air sehingga bisa mewujudkan sesuai amanat undang-undang, yakni bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu dikuasai dalam artian dipelihara dan dirawat oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,” jelas Robi.
Sebelumnya, diskusi People’s Water Forum (PWF) di Hotel Oranjje, Kota Denpasar, Bali, dibubarkan oleh organisasi masyarakat (ormas) Patriot Garuda Nusantara (PGN). Pembubaran ini dilakukan dengan kekerasan verbal maupun fisik terhadap peserta diskusi.
Pariyadi, salah satu pentolan PGN, mengklaim bahwa pembubaran acara Forum Air untuk Rakyat didasarkan pada Peraturan Gubernur (Pergub) Bali. “Peraturan Gubernur melarang kegiatan seperti ini. Kami Patriot Garuda Nusantara menolak adanya kegiatan dan ini sudah tidak benar,” ujar Pariyadi.
Menanggapi hal ini, Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menegaskan tidak ada larangan terkait diskusi PWF yang diselenggarakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pro Demokrasi (Prodem) Bali. Mahendra sangat menyayangkan tindakan pembubaran tersebut dan menekankan bahwa tidak ada pembatasan terhadap warga negara untuk berekspresi, terutama dalam forum akademik.
“Saya sangat menyayangkan, saya katakan kami tidak pernah melarang membatasi siapapun warga negara kita berekspresi, apalagi dalam forum akademik,” ujar Mahendra di DPRD Bali, Denpasar. Ia juga menambahkan bahwa tidak pernah mengeluarkan larangan tertulis maupun lisan untuk kegiatan diskusi dari masyarakat dan bahkan tidak mengetahui keberadaan ormas PGN. “Saya nggak kenal juga nggak tahu ada PGN, nggak pernah tatap muka,” lanjutnya.*** [BEKRAF/Rls]