Untuk mewujudkan gagasan kreatif, apalagi dalam lingkup yang besar, para kreator tak bisa menghidarkan diri untuk melakukan pemasaran dan sosialisasi ide-idenya untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak entah dalam bentuk finansial maupun hal lain yang berkaitan. Masalahnya, langkah ini selain dapat mendatangkan sokongan dari pihak-pihak yang tertarik dan berkepentingan, itu juga menjadi jalan bagi orang-orang culas mencurinya untuk menangguk keuntungan. Di situlah para kreator (pun masyarakat luas) membutuhkan sesuatu yang menjamin kedaulatan data dari Upaya-upaya yang merugikan. Pada sisi itulah Blockchain berperan. Blockchain yang memiliki empat pilar yakni kualitas (tracking), pendanaan (tokenisasi), rantai pasokan, dan asuransi memiliki mekanisme perlindungan untuk keamanan data milik para kreator.
Itulah salah satu poin penting dari SME Innovation Incubator Networking Event yang diselenggarakan oleh Hi Incubator di Gedung Dharma Negara Alaya Art & Creative Hub, Denpasar, Rabu (15/5/2024). Tampil sebagai pembicara utama I Putu Yuliartha (Ketua Harian Badan Kreatif Denpasar), I Gede Putu Rahman Desyanta (Coordinator Bali Blockchain Center, CEO Baliola, Founder Mandala Chain), dan I Gusti Putu Bayu Susila (Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional, CEO RameRame).
Acara yang bertujuan untuk mempercepat inovasi dan pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) tersebut menampilkan diskusi panel dengan topik “Transformasi Digital untuk UKM dan Digital Entrepreneurs”.
Potensi Bali sebagai Pusat Ekosistem Digital
Dalam paparannya IGP Rahman Desyanta menekankan keunikan Bali sebagai pusat ekosistem digital. Katanya, Bali memiliki infrastruktur yang baik dan budaya kerja yang santai, membuatnya menjadi pilihan utama bagi banyak developer blockchain dan web3. Fenomena ini terlihat jelas di Canggu, yang berkembang menjadi hub digital selama pandemi.” Anta juga menyoroti tantangan transfer knowledge bagi masyarakat Bali yang masih perlu diperkuat.
Berkait itu, I Putu Yuliartha mengatakan bahwa aspek geografis dan sosial Bali memberi kontribusi signifikan terhadap lingkungan inovasi. Menurutnya, secara geografis, Bali tidak begitu luas dan sangat padat. Ekosistem digital cenderung terpusat di daerah-daerah tertentu seperti di Canggu dan di beberapa lokasi yang lebih kecil dan ekslusif.
Oleh karena itu, kata Putu, pihaknya membangun hub di Kota Denpasar guna menarik dan menyebarkan efek positif dari ekosistem digital tersebut ke seluruh Bali.
Sementara, dalam konteks komunitas, Putu Yuliartha menyoroti pentingnya kolaborasi antara berbagai lapisan masyarakat dan memandang banjar sebagai ruang temu dan creative hub yang memeiliki peran strategis dalam mendukung kreativitas dan inovasi.
“Kolaborasi adalah jalan terbaik saat ini dan banjar dapat menjadi pusat kreativitas dan kolaborasi yang efektif jika dikelola secara baik,” ujarnya.
Menyambung paparan sebelumnya, I Gusti Putu Bayu Susila menggambarkan peran strategis komunitas dalam mendukung inovasi. Ia menjelaskan bahwa komunitas yang dikelolanya memiliki 17 ribu anggota yang tersebar di seluruh desa di Bali.
Kata Bayu, dengan melakukan kolaborasi banyak hal yang awalnya terasa musykil menjadi mudah untuk direalisasikan.
Berkait semua itu, Anta menyoroti pentingnya blockchain dalam perlindungan data dan kreativitas. Jadi, blockchain bukan hanya soal kripto, melainkan tentang perlindungan data.
“Inisiatif seperti ID Chain berbasis blockchain dapat membantu mengatasi masalah keamanan data di Indonesia,” tegasnya.
Pandangan Masa Depan
Acara ini menunjukkan bagaimana Bali dapat menjadi pusat ekosistem digital yang unik dengan memanfaatkan potensi lokal dan teknologi. “Kami berharap melalui acara ini, para pemangku kepentingan dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan inovasi UKM di Bali,” tutup Yuliartha.
Dengan beragam diskusi dan kolaborasi yang terjadi, SME Innovation Incubator Networking Event ini menegaskan bahwa sinergi antara teknologi dan komunitas lokal dapat mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Bali. Bali memiliki semua potensi untuk menjadi pusat ekosistem digital yang maju dan unik, mendukung inovasi dan kreativitas di era digital.*** [BEKRAF/Jung Is]