Sebuah persembahan seni yang menggabungkan dua budaya yang berbeda jauh, Jawa dan Argentina, berhasil menciptakan gebrakan baru dalam dunia tari. Tango Musical Show bertajuk “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang dihelat di Teater Salihara, Jakarta, pada Jumat (3 Mei 2024), sukses memukau penonton dengan kolaborasi yang tak terduga antara keanggunan tarian Jawa dan energi yang memukau dari tango Argentina.
Dibuka dengan tarian Jawa yang penuh kelembutan, empat penari memukau penonton dengan gerakan yang khas dan diiringi alunan gamelan yang menghanyutkan. Suasana syahdu langsung terasa begitu mereka memasuki panggung, membawa penonton dalam sebuah perjalanan budaya yang memesona.
Namun, kejutan sejati terjadi saat para penari tarian tango Argentina menghentakkan langkah mereka ke panggung. Berganti dari suasana kalem menjadi penuh energi, 10 penari ini dengan mahir membawakan koreografi yang memukau dan menggetarkan hati penonton.
Selama 1,5 jam pertunjukan, koreografi yang dipimpin oleh Denny Malik berhasil memukau penonton berulang kali. Mulai dari gerakan akrobatik hingga keenergikan dalam tarian, penonton tak bisa menahan diri untuk memberikan standing ovation dan tepuk tangan yang meriah.
Menurut Ratih Soe, sutradara sekaligus penggagas Tango Musical Show, konsep pementasan ini mengandung pesan mendalam tentang emansipasi dalam pengertian yang seluas-luasnya serta tentang semangat kebersamaan di dalam perbedaan.
“Sebagai warga dunia seyogyanya kita terus memperjuangkan kesetaraan bagi semua serta membangun kebersamaan di tengah berbagai perbedaan agar kehidupan yang kita jalani bersama semakin nyaman dan baik kualitasnya,” ujarnya.
Pesan itu tercermin dari berpadunya elemen-elemen tari dari dua budaya berbeda yakni Argentina dan Jawa dengan melibatkan penari-penari dari Jaya Suprana Dancers & Performing Art, Bala Bali, serta dari Argentina sendiri.
Keistimewaan dari pertunjukan ini juga terletak pada keterlibatan dua maestro tango Argentina, Dante Sanchez dan Rohana Suarez, sebagai bintang tamu. Mereka memberikan sentuhan autentik dari budaya Argentina yang memperkaya pengalaman bagi penonton.
Tak hanya itu, akting Ayla Sarwono yang membawakan sosok RA Kartini juga menjadi sorotan tersendiri. Dengan penuh penghayatan, ia berhasil menghidupkan kembali semangat Kartini dalam sebuah tarian yang menginspirasi.
Di akhir pertunjukan, Tango Musical Show “Habis Gelap Terbitlah Terang” berhasil meraih rekor MURI dan Yayasan MURI dengan kategori “The First Tango Musical Drama Cross Culture Indonesia and Argentina“. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh pendiri MURI, Jaya Suprana, sebagai pengakuan atas keunikan dan keindahan pertunjukan ini.** [BEKRAF/Rls]